Manfaat Implementasi E-Resep di Era Digitalisasi Pelayanan Kesehatan

Reading Time: 4 minutes

Resep elektronik atau e-resep adalah sistem perangkat lunak yang mempermudah peresepan obat dan mengurangi kesalahan pembacaan resep obat.

Resep obat merupakan salah satu lembar atau dokumen legal yang dokter buat dan tujukan untuk apoteker agar mereka dapat memberikan daftar referensi obat yang sesuai dengan kondisi kesehatan atau penyakit pasien. Namun, tak sedikit di temukan kasus pasien menerima obat yang salah atau mendapatkan dosis harian obat yang tidak tepat akibat dari kesalahan pembacaan resep yang dokter tulis tangan kepada apoteker. Oleh sebab itu, sejumlah dokter dan apoteker beralih mengimplementasikan resep elektronik atau e-resep ke dalam sistem manajemen pelayanan kesehatannya.

Sistem peresepan yang terintegrasi teknologi digital ini dipercaya menjadi solusi untuk mengantisipasi kesalahan interpretasi resep obat oleh bagian farmasi. Sebab, pada dasarnya seluruh komponen pada resep merupakan informasi penting dalam upaya penanganan dan perawat pasien. Sehingga, resep tidak boleh terinterpretasi dengan salah karena mencakup keamanan dan keselamatan pasien.

Berkat e-resep, nama obat, jumlah obat, dosis obat, dan aturan pakai obat dapat tertulis dengan jelas dan mudah terbaca oleh apoteker. Namun, tentu saja manfaat fungsi resep elektronik tidak hanya itu saja. Ada banyak manfaat lain yang bisa dokter dan apoteker dapatkan ketika berhasil mengimplementasikan e-resep. Baca artikel berikut untuk mengetahui jawabannya!

Apa Itu E-Resep?

Merujuk dari Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, e-resep adalah sistem peresepan secara digital yang memiliki desain khusus untuk mempermudah tahapan pelayanan peresepan obat. Mulai dari tahap penulisan resep (prescribing), tahap pembacaan resep atau transcribing untuk proses penyiapan hingga penyerahan resep oleh dokter (dispensing), tahap penggunaan obat (administration), dan proses monitoring.

Pada penerapannya, resep elektronik juga memuat detail nama obat, bentuk sediaan, dosis harian obat, jumlah obat, aturan pakai obat, waktu pakai obat, cara pakai obat, serta deskripsi alergi yang pasien miliki. Hanya saja, perbedaannya dengan resep konvensional adalah cara penulisannya yang di lakukan secara otomatis menggunakan perangkat lunak khusus.

Sehingga, apoteker dapat menerima lembar resep secara langsung dari dokter dan bisa melakukan screening resep dengan lebih efisien dan efektif. Serta penyiapan obat untuk pasien yang lebih cepat karena sistem melibatkan integrasi dari fasilitas kesehatan seperti dokter umum atau spesialis yang terhubung langsung dengan departemen farmasi rumah sakit. Selain itu, apoteker tidak perlu menerima resep dalam bentuk kertas dan tidak akan merasa kesulitan dalam membaca tulisan dokter.

Manfaat E-Resep Dalam Pelayanan Kesehatan

Penerapan sistem e-resep semakin populer ketika pandemi COVID-19 menjangkiti banyak orang dari berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Kondisi tersebut membuat orang-orang akan berlomba-lomba mencari dan membeli banyak obat sehingga pengelolaan apotek dan peresepan obat menjadi jauh lebih kompleks. Serta peran apoteker yang semakin bertambah dalam mengelola data transaksi obat dengan cara seefektif dan seefisien mungkin.

Berkat cara kerja sistem e-resep, dokter dan apoteker dapat merasakan manfaat-manfaat berikut yang akan memaksimalkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terkait obat-obatan.

1. Meningkatkan Rasio Keselamatan Pasien

Sebagaimana penjelasan manfaat utama e-resep yang telah kami sampaikan pada awal artikel, e-resep membuat detail nama obat, jumlah obat, dosis obat, dan aturan pakai obat dapat tertulis dengan jelas dan mudah terbaca oleh apoteker. Dengan kata lain, keterbacaan resep yang dokter  tulis semakin meningkat.

Hal tersebut membuat apoteker dapat meminimalisir waktu yang mereka butuhkan untuk meresepkan obat. Serta mengurangi kesalahan pemberian obat dan sekaligus efek samping obat. Alhasil, rasio keselamatan pasien dari pemberian penanganan atau perawatan oleh dokter akan lebih tinggi.

2. Mendorong Transparansi Harga Obat

Salah satu permasalahan yang paling sering pasien rasakan saat proses pengobatan adalah ketidaktahuan mereka dalam jumlah total harga obat-obatan. Di mana terkadang membuat pasien kaget dengan harga obat yang relatif mahal. Di samping obat yang harus ditebus kepada apoteker rumah sakit, klinik, atau apotek pratama.

Kondisi tersebut lantaran dokter umumnya hanya akan menuliskan jenis dan jumlah obat-obatan yang harus pasien tebus. Tanpa mencantumkan harga dari masing-masing obat. Nah, dengan mengintegrasikan sistem resep elektronik, pasien dapat mengetahui lebih awal terkait detail harga obat-obatan yang harus mereka tebus sesaat setelah konsultasi dengan dokter.

3. Menghemat Biaya Operasional Pelayanan Kesehatan

Secara umum, sistem e-resep cukup efektif dalam membantu pengelolaan pengeluaran biaya operasional pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit dan klinik yang lebih hemat dan terjangkau. Sebab, tenaga medis yang bertanggung jawab dalam peresepan obat tidak lagi harus membeli kertas dan alat tulis kantor.

Selain itu, staf yang bertugas untuk mengatur alur pelaksanaan informasi dan transaksi dari ruang dokter ke apotek atau farmasi juga tidak lagi dibutuhkan. Dengan demikian, fasilitas pelayanan kesehatan dapat mengurangi upaya visitasi pasien, yang berarti kualitas kesehatan pasien ikut meningkat.

4. Mencegah Terjadinya Medical Error

Terakhir, e-resep juga berperan penting dalam mencegah terjadinya medical error atau ketidaksesuaian pelaksanaan tindakan medis dasar atau medis spesialistik dan metode perawatan yang tenaga kesehatan lakukan untuk pasien dengan rencana atau prosedur awal.

Misalnya, kesalahan mendiagnosis penyakit, cidera, sindrom, atau infeksi, lalu keterlambatan dalam menangani atau merawat pasien. Serta tidak meresepkan obat sesuai dengan indikasi keluhan pasien. Singkatnya, medical error adalah upaya atau tindakan medis yang tenaga medis lakukan dengan prosedur yang keliru sehingga dapat membahayakan pasien.

Dengan resep elektronik, medical error akan berkurang atau bahkan menghilang. Karena sistem perangkat lunak dapat mengerjakan seluruh tahap penulisan resep atau prescribing. Serta tahap pembacaan resep atau transcribing untuk proses penyiapan hingga penyerahan resep oleh dokter (dispensing).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian salah satu jurnal kesehatan yang menyatakan bahwa penggunaan resep elektronik dapat menurunkan tingkat kesalahan peresepan obat dari 42,5 per 100 resep menjadi 6,6 per 100 resep hanya dalam jangka waktu satu tahun.

Eits, kini Anda tak perlu bingung atau kesusahan lagi untuk membangun sistem manajemen apotek dan peresepan obat! Sebab, Anda bisa menggunakan modul sistem informasi dari teraMedik yang telah dipercaya oleh lebih dari 100 mitra rumah sakit dan klinik di 24 kota yang tersebar di 15 provinsi se Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan pengimplementasian sistem informasi yang mendukung digitalisasi rumah sakit hingga klinik.

Apabila tertarik, jangan ragu untuk segera menghubungi tim customer support teraMedik untuk berkonsultasi lebih banyak tentang penerapan sistem resep digital dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih modern.