Medical error adalah ketidaksesuaian tindakan medis dengan prosedur tertentu. Anda bisa mencegahnya dengan menggunakan SIM klinik teraMedik!
Salah satu persyaratan dasar dalam menjalankan pelayanan kesehatan adalah segenap tenaga kesehatan; baik dokter, perawat, dan/atau bidan; selalu menjamin bahwa tindakan medis dasar dan/atau medis spesialistik yang mereka tentukan tidak hanya bersifat paling efisien bagi pasien, tetapi juga harus bersifat paling aman. Namun, pada kenyataannya tak sedikit dari tenaga kesehatan atau bahkan pasien menyepelekan proses tersebut. Sehingga, memungkinkan adanya medical error selama pelayanan kesehatan berlangsung.
Tentu saja medical error bukanlah hal yang bisa di abaikan begitu saja oleh tenaga kesehatan dalam melayani pasien yang optimal dan hemat tenaga. Sebab, kesalahan-kesalahan tindakan medis dapat menyebabkan terhambatnya prosedur dan manajemen pelayanan kesehatan atau kebijakan instansi kesehatan lainnya. Untuk informasi selengkapnya, artikel ini akan membahas betapa pentingnya mencegah terjadinya medical error dalam pelayanan kesehatan.
Pengertian Medical Error
Menurut laman situs DetikHealth, medical error yang dalam bahasa Indonesia berarti kesalahan medis adalah kegagalan atau ketidaksesuaian pelaksanaan tindakan medis dan/atau metode perawatan yang tenaga kesehatan lakukan untuk pasien dengan rencana atau prosedur awal. Singkatnya, medical error adalah upaya atau tindakan medis yang di lakukan dengan prosedur yang keliru sehingga dapat membahayakan pasien.
Kesalahan medis sering tergambarkan sebagai kesalahan manusia dalam perawatan kesehatan. Maksud dari kesalahan medis yang mungkin terjadi bisa meliputi kesalahan diagnosis atau pengobatan penyakit, cedera, sindrom, perilaku, infeksi, atau penyakit pasien lainnya yang tidak akurat atau tidak lengkap.
Dalam beberapa kasus, data mengenai kesalahan medis relatif sulit didapatkan. Karena sebagian kejadiannya tidak mudah untuk langsung pasien kenali, di anggap kejadian yang biasa, atau mungkin tidak tercatat di dalam rekam medis pasien. Sehingga, apabila medical error terjadi, maka pasien akan menganggapnya sebagai risiko dari setiap tindakan medis. Dan kemungkinan pasien menyadarinya ketika mereka merasa nyawanya terancam.
Macam-Macam Medical Error yang Paling Umum
Dalam praktiknya, medical error terbagi ke dalam dua jenis utama. Yaitu error of omission dan error of commission yang mana keduanya terdiri dari macam bentuk kesalahan medis yang paling umum terjadi. Baik itu kesalahan kecil hingga kesalahan besar sehingga dapat mengancam nyawa pasien.
Error of omission adalah bentuk kesalahan pelayanan kesehatan dalam hal diagnosis, keterlambatan dalam mendiagnosa dan penanganan atau perawatan pasien, tidak mencatat kondisi pasien dengan benar ke dalam rekam medis, atau tidak meresepkan obat sesuai dengan indikasi keluhan pasien.
Sedangkan error of commission adalah kesalahan pelayanan kesehatan dalam menentukan terapi, mengurangi infeksi penyakit pasien, menggunakan alat atau perangkat penunjang layanan kesehatan yang salah, memberikan obat yang salah, atau memberikan obat dengan cara pemberian yang keliru.
Sebagai contoh, tenaga kesehatan seperti dokter atau apoteker yang memiliki kebiasaan untuk meresepkan antibiotik pada pasien yang sakit ringan. Atau kebiasaan memberikan obat melalui injeksi walaupun pasien dapat di beri obat secara oral karena lebih aman.
Tips Mencegah Terjadinya Medical Error
Sudah menjadi hukum alam apabila ada masalah, maka pasti ada cara pencegahan dan solusinya. Dalam konteks medical error pun juga terdapat upaya pencegahannya yang harus tenaga medis pahami. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menerapkan Sistem Pengukuran dan Peningkatan Kinerja Tenaga Kesehatan
Secara teori, pengukuran kinerja yang dimaksud di sini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pengumpulan data dan monitoring hasil keluaran pelayanan atau perawatan medis.
Cara pencegahan ini tentunya perlu di lakukan secara rutin oleh fasilitas pelayanan kesehatan di semua tingkat. Mulai dari rumah sakit (baik itu rumah sakit pemerintah pusat, rumah sakit pemerintah daerah, atau rumah sakit swasta yang terdaftar), puskesmas, klinik, dan bahkan tempat praktik mandiri dokter. Tujuannya adalah agar setiap tenaga kesehatan dapat mendeteksi sedini mungkin terkait kemungkinan terjadinya medical error.
2. Menetapkan Strategi Pencegahan Medical Error Berbasis Fakta
Tips selanjutnya adalah dengan menetapkan kebijakan terkait pencegahan risiko terjadinya kesalahan medis melalui langkah-langkah seperti:
- Mengidentifikasi hingga memantau kemungkinan medical error pada sekelompok pasien berisiko tinggi serta memahami mengapa kesalahan medis bisa terjadi.
- Menganalisis, menginterpretasi, dan mendiseminasi data klinis yang di miliki tenaga kesehatan maupun stakeholder.
- Menentukan strategi terbaik untuk mengurangi kesalahan medis dengan mempertimbangkan apakah strategi tersebut efektif di terapkan di dalam sistem manajemen pelayanan kesehatan.
- Bila perlu undang para ahli kesehatan yang terpercaya di bidangnya, misalnya bidang klinis, epidemiologi klinis, atau management training. Tujuannya adalah untuk mencari, menemukan, dan memformulasikan solusi permasalahan kesalahan medis.
- Terakhir, evaluasi dampak program kebijakan medical error terhadap keamanan dan kenyamanan pasien (patient safety).
3. Memanfaatkan Sistem Informasi Digital Untuk Pelayanan Kesehatan
Tips terakhir yang mungkin juga perlu di pertimbangkan oleh setiap tenaga kesehatan beserta stakeholder adalah penggunaan sistem informasi manajemen untuk pengelolaan pelayanan kesehatan. Pasalnya, dengan pengaturan sistem informasi tersebut, setiap fasilitas pelayanan kesehatan dapat berkesempatan:
- Meningkatkan mutu dan produktivitas pelayanan kesehatan.
- Menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan/atau medis spesialistik kepada pasien yang lebih optimal dan minim effort.
- Menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap data kesehatan yang bernilai pengetahuan serta data yang dapat di pertanggungjawabkan oleh tenaga medis, seperti dokter, dan tenaga kesehatan tambahan lainnya, seperti perawat dan bidan.
- Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi kesehatan dalam penyelenggaraan sistem tersebut.
Kabar baiknya, Anda tak perlu bingung untuk membuatnya karena teraMedik telah menyediakan kumpulan sistem informasi manajemen yang berguna dalam pengelolaan pelayanan kesehatan di tingkat rumah sakit maupun klinik, lho!
Kami telah berhasil membangun dan mengimplementasikan sistem informasi yang mendukung digitalisasi klinik atau rumah sakit di lebih dari 100 mitra rumah sakit dan klinik di 24 kota yang tersebar di 15 provinsi se Indonesia. Beberapa produk unggulan teraMedik adalah:
- HIS atau SIM RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit), yaitu sistem informasi yang berguna untuk mengintegrasikan, mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengubah data klinis pasien di lingkup rumah sakit.
- CIS atau SIM Klinik (Sistem Informasi Manajemen Klinik), yaitu sistem khusus pengelolaan klinik yang merupakan bentuk atau versi sederhana dari sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS). Khusus multi klinik, SIM klinik teraMedik telah mendukung implementasi dengan hanya single application dan single database.
- HRM atau Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, yaitu sistem yang berguna dalam pengelolaan atau manajemen sumber daya manusia di dalam fasilitas pelayanan kesehatan. Seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan tenaga lain yang kompeten di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
- PACS atau Picture Archiving Communication System, yaitu sistem komputasi yang mengelola akuisisi, transmisi, penyimpanan, distribusi, tampilan, dan interpretasi dari citra medis.
- teraMedikCE/Cloud, yaitu sistem pendukung fungsi SIM RS dan SIM klinik yang mana memiliki modul dan fitur yang telah terintegrasi dengan arsitektur website cloud-based.
Tunggu apa lagi? Segera hubungi tim customer support teraMedik untuk dapat berkonsultasi lebih banyak tentang kebutuhan pelayanan kesehatan dalam mencegah terjadinya medical error!
Sign up