Cara Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Digital di Indonesia

Reading Time: 5 minutes

Artikel berikut akan menjabarkan cara meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia menggunakan layanan kesehatan digital yang komprehensif.

Pada dokumen cetak biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa sekumpulan data yang terintegrasi dan sistem pelayanan kesehatan yang lebih sederhana merupakan salah satu aspek cara meningkatkan pelayanan kesehatan nasional untuk mencapai Indonesia Sehat.

Hal tersebut dibutuhkan lantaran hingga saat ini masih seringkali ditemukan masalah pelayanan kesehatan yang kurang optimal. Di mana upaya tanggung jawab negara dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak bagi seluruh masyarakat belum terlaksana dengan maksimal. Serta kebijakan kesehatan belum sepenuhnya berlandaskan pada data yang menyeluruh dan pelayanan kesehatan belum terselenggara secara efisien.

Cara Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Digital 

Di balik permasalahan serta tantangan dalam setiap aspek layanan kesehatan yang telah diuraikan di atas, terdapat pendekatan solusi atau cara untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Di mana utamanya berbasis platform IHS atau Indonesia Health Services agar layanan kesehatan dapat bertransformasi menjadi layanan kesehatan digital yang komprehensif dan inklusif.

Sebab, Indonesia Health Services atau IHS adalah sebuah platform ekosistem digital kesehatan dari Kementerian Kesehatan yang menyediakan konektivitas data, analisis, dan layanan. Guna memudahkan para pelaku industri kesehatan terintegrasi dengan sistem Satu Data Kesehatan milik pemerintah. Serta memastikan semua transaksi pelayanan kesehatan dapat tercatat dan dimanfaatkan dengan baik.

Berikut ini macam-macam cara terbaik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan berdasarkan pengelompokan layanan kesehatan yang ada saat ini.

1. Layanan Primer dan Sekunder

Layanan primer dan sekunder menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan yang melayani sekitar 272 juta orang di seluruh Indonesia. Mulai dari perencanaan kesehatan hingga menyediakan data kesehatan yang beragam, baik pada tingkat individu maupun masyarakat.

Layanan kesehatan primer dan sekunder dapat terwujud secara efektif, efisien, dan berkesinambungan dengan cara membentuk Indonesia Health Services (IHS) sebagai data aggregator platform yang terstandarisasi dan komprehensif. Beberapa langkah terbaiknya adalah:

  1. Menyediakan layanan rekam medis elektronik atau pencatatan data rekam medis digital yang menggunakan standarisasi data internasional.
  2. Penyediaan layanan Satu Data Kesehatan sebagai national health data warehouse dengan API gateway sehingga memungkinkan adanya interoperabilitas data kesehatan.
  3. Memberikan data kesehatan yang akurat sebagai dasar analisis pengambilan kebijakan yang strategis bagi para stakeholder dalam ekosistem kesehatan.
  4. Integrasi aplikasi-aplikasi dari berbagai penyedia layanan kesehatan dalam satu platform berbasis layanan microservices.
  5. Penggunaan sistem pelayanan konsultasi online melalui telemedicine atau telemedis.

2. Layanan Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes)

Masalah pelayanan kesehatan pada sektor farmalkes semakin terlihat pada saat wabah pandemi COVID-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020. Di mana rantai pasok pelayanan kesehatan di sejumlah fasilitas kesehatan menghadapi peningkatan permintaan farmalkes di bawah hambatan-hambatan operasional tertentu.

Guna mewujudkan ketahanan layanan farmasi dan alat kesehatan di Indonesia, perlu adanya sistem integrated end-to-end supply chain management. Utamanya dengan cara-cara seperti berikut.

  1. Standarisasi kode obat dengan standar BPOM, kode alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) dengan standar dari Kemenkes, dan kode perusahaan dengan standar NIB dari OSS (Online Single Submission).
  2. Integrasi data yang tersedia melalui Open API dengan standard FHIR yang terkoneksi dengan ERP (Enterprise Resource Planning) dan inventory management system yang di miliki oleh produsen, distributor, dan fasilitas pelayanan kesehatan.
  3. Transformasi sistem pencatatan manual menjadi secara digital dengan sistem yang telah terkoneksi. Sehingga lebih akurat dalam memonitor peredaran obat dan menurunkan risiko peredaran obat ilegal di masyarakat.
  4. Konektivitas data dari berbagai sumber ke dalam satu database industri farmasi dan alat kesehatan untuk menghilangkan proses yang berulang atau redundant. 

3. Layanan Ketahanan Kesehatan

Menurut WHO, ketahanan kesehatan berperan sangat penting bagi suatu negara. Sebab, ketahanan kesehatan masyarakat global atau global public health security merupakan kegiatan yang sangat penting untuk meminimalkan bahaya dan dampak peristiwa kesehatan yang membahayakan kesehatan masyarakat.

Nah, dalam rangka mewujudkan sistem ketahanan kesehatan yang holistik dan responsif, berikut ini merupakan beberapa cara meningkatkan pelayanan kesehatan yang harus menjadi prioritas kita bersama.

  1. Melakukan agregasi dan utilisasi semua data demografi, sosiografi, geografi, sosial media, dan data lainnya lalu di olah dengan advance analytics. Tujuannya untuk mendapatkan pemetaan risiko penyakit dari wilayah tertentu dengan akurat.
  2. Melakukan proses monitoring atas faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian krisis kesehatan. Dengan cara membangun sistem kewaspadaan dini yang real time dan mengintegrasikan pelaporan kasus kedaruratan dengan open access data.
  3. Standarisasi format data untuk mendapatkan robust data quality yang terintegrasi secara end-to-end melalui Open API.
  4. Menyediakan sumber informasi serta promosi kesehatan yang terpercaya dan mudah di akses melalui seamless apps experience.

4. Layanan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) menjadi salah satu variabel utama ketahanan kesehatan nasional dan sistem kesehatan secara umum yang penting untuk diperhatikan. Untuk menangani berbagai kondisi permasalahan dalam pemenuhan SDMK yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia maka perlu perencanaan dan eksekusi tindak lanjut, seperti:

  1. Pengelolaan profil SDMK terpadu berbasis detail data individu di mana institusi pendidikan kesehatan menginput data profil peserta didik yang menjadi gambaran data jumlah calon SDMK Indonesia di masa depan.
  2. Pengelolaan analisis data persebaran SDMK berbasis data lokasi yang real time dan terintegrasi dengan berbagai lembaga terkait. Melalui big data sistem informasi, harapannya setiap fasilitas pelayanan kesehatan dapat mengetahui sebaran seluruh SDMK di Indonesia lengkap dengan jumlah, keahlian, serta kompetensi.
  3. Pengawasan dan pengarahan kompetensi SDMK dengan kurikulum terpusat yang dapat di akses langsung oleh SDMK.

5. Layanan Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan nasional yang berperan sebagai enabler dalam seluruh layanan kesehatan. Rekaman transaksi, skema penjaminan, serta analisis strategis menjadi kunci kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dan pertimbangan yang terus-menerus memperbaiki keadaan kegiatan kesehatan nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi yang berkuantitas dan berkualitas di seluruh analisis pembiayaan. Sejatinya membutuhkan pengelolaan sumber data dan keluaran analisis yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Selain itu, kita juga perlu standarisasi data langsung dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk pembaruan kelompok tarif layanan dan kapitasi.

6. Layanan Manajemen Internal

Layanan manajemen internal di Kementerian Kesehatan memiliki sejumlah permasalahan.

Pertama, banyaknya aplikasi internal yang di gunakan, mulai dari aplikasi e-Renggar untuk layanan perencanaan dan anggaran. Lalu e-Monev untuk layanan monitoring dan evaluasi dan e-Office untuk kepegawaian. Hal ini menyebabkan penginputan data tidak efisien. Kedua, data dalam setiap aplikasi internal Kemenkes RI masih belum terintegrasi.

Nah, guna mengatasi permasalahan tersebut, Kemenkes ingin membangun sebuah arsitektur layanan yang bisa di gunakan oleh seluruh pegawai Kemenkes, poltekkes, Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), rumah sakit nasional, dan pusat laboratorium. Dengan adanya pengembangan sistem manajemen internal bidang kesehatan yang tepat, pemerintah dapat meningkatkan efisiensi untuk setiap kegiatan dan laporan yang harus mereka tangani.

Adapun beberapa tujuan dalam pengembangan sistem manajemen internal yaitu untuk mengintegrasikan semua aplikasi yang ada menjadi satu kesatuan. Sehingga, sistem manajemen dapat berguna secara efisien dan efektif.

7. Layanan Bioteknologi

Walaupun perkembangan layanan bioteknologi di Indonesia sudah lama terlaksana ada, namun pelaksanaannya cenderung lambat karena beberapa faktor.

Faktor pertama adalah minimnya dana penelitian di bidang bioteknologi. Padahal, penelitian bioteknologi penting untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk serta pengetahuan tentang bioteknologi itu sendiri. Faktor lainnya adalah rendahnya sumber daya manusia, fasilitas, dan kebijakan pemerintah yang memperpanjang proses pemasaran produk rekayasa genetika.

Maka dari itu, cara meningkatkan pelayanan kesehatan pada aspek bioteknologi adalah memanfaatkan Biobank Indonesia Data Warehouse. Biobank adalah sistem data gathering dan data sharing sebagai fasilitas untuk menunjang sentralisasi data preklinis, klinis, genomic, serta cmc yang bertujuan untuk memberikan real time data terkait mega biodiversity di Indonesia.Anda bisa mewujudkan cara-cara meningkatkan pelayanan kesehatan secara digital menggunakan sistem informasi manajemen kesehatan dari teraMedik. TeraMedik selaku vendor penyelenggara sistem elektronik kesehatan terbaik di Indonesia berkomitmen untuk terus membangun dan mengimplementasikan sistem informasi yang mendukung digital health. Di mana selama lebih dari 20 tahun, teraMedik telah di percaya oleh lebih dari 100 mitra rumah sakit dan klinik di 24 kota yang tersebar di 15 provinsi seluruh Indonesia.